Helat Buka Bersama, Surabraja: Jadikan Puasa Media Ciptakan Perubahan Nyata!

Helat Buka Bersama, Surabraja: Jadikan Puasa Media Ciptakan Perubahan Nyata!
Helat Buka Bersama, Surabraja: Jadikan Puasa Media Ciptakan Perubahan Nyata!

KHIDMAT. Ratusan karyawan direksi dan para pendiri PT SBCR Surabraja tampak khidmat helat buka puasa Bersama dan ceramah agama, Kamis (04/04).

 

CIREBON (SBCR) – PT Siradj Badawi Tjukup Rupiah (PT SBCR) menghelat Buka Puasa bersama Ratusan Karyawan, Kamis (6/04) di Halaman Pabrik yang dikenal dengan Brand Surabraja tersebut.  

Hadir dalam kegiatan tersebut, owner sekaligus pendiri Surabraja Hj Rupiah, Presiden Direktur H Mohamad Yusuf, Direktur Marketing Vivaldina Rahmatullah, Direktur Produksi Dede Nurkholis, Direktur IT Abu Jihad Ibnu Lailatul Qodar, Komisaris H Subiyanto dan Bambang Lesmana serta Ketua Komite Keluarga H Abdul Qodir MM.

Presiden Direktur H Mohammad Yusuf melalui Manager Marketing Vivaldina Rahmatullah mengajak di 10 hari kedua Bulan Ramadan agar mengejar ampunan dari Allah SWT secara bersungguh-sungguh. 

“Maknanya adalah tidak mengulangi kesalahan yang telah diperbuat meski Bulan Ramadhan telah berlalu. Karena sejatinya meminta ampunan atau magfiroh Allah SWT adalah tidak lagi mendekati hal-hal yang berpotensi melakukan perbuatan dosa,” terangnya.

Komisaris H Subiyanto menjelaskan puasa adalah kewajiban yang tidak boleh diabaikan seluruh ummat muslim di Dunia, sehingga diharapkannnya para karyawan dapat mengambil pelajaran segala yang menjadi kewajiban selama bekerja juga harus menjadi perhatian. “Pokoknya NKRI harga mati, seperti itu juga puasa harga mati wajib dikerjakan sesuai perintah Allah SWT,” ucapnya.

Penceramah sekaligus Ketua Komite Keluarga H Abdul Qodir MM menyatakan puasa adalah ibadah yang tidak bisa tampak secara fisik dimata orang lain tidak seperti ibadan yang lainnya. Sehingga berpuasa adalah keimanan yang tertinggi karena komitmen yang terbangun antara hamba dengan penciptanya. 

“Kalau ibadah lain bisa tampak oleh manusia. Artinya bisa saja ibadah lain dilakukan untuk mendapatkan pengakuan manusia, tapi berpuasa tidak kelihatan dan langsung dengan Allah SWT. Kita bisa saja berbohong minum dan makan dirumah kemudian berkumpul dengan teman dan handaitaulan dan bicara seolah berpuasa, tapi tidak bisa luput dari Allah SWT. Sehingga puasa adalah ibadah yang langsung diketahui Allah SWT,” ungkapnya.

Pria yang akrab disapa Bang Haq tersebut menjelaskan, puasa jangan hanya berhenti pada menahan lapar dan dahaga semata. Lebih dari itu puasa harus memberikan dampak positif terhadap perilaku pasca bulan Ramadhan ini berlalu.

“Perilaku dan aktivitas positif di Bulan Puasa harus dilanjutkan pada bulan selanjutnya. Karena puasa memberikan pelajaran banyak hal salahsatunya menahan dari keinginan dan nafsu duniawi,” katanya.

Menurut Bang Haq, puasa tahun ini harus bisa naik kelas dari puasa tahun yang lalu. Menurutnya Imam al-Ghazali dalam kitab Ihya’ulumuddin mengemukakan puasa itu yang menyatukan antara syari’at dan tasawuf. 

“Dalam kitab Ihya’ulumuddin,  Imam al-Ghazali mengklasifikasikan puasa menjadi tiga : puasa ‘aam, puasa khusus dan khususul khusus. Puasa ‘aam adalah puasa yang hanya sekedar meninggalkan makan dan minum dan hubungan suami istri. Puasa ini dapat dilakukan oleh kebanyakan orang. Puasa khusus adalah puasa menahan indra. Sedang puasa khusulkhusus adalah puasa menahan pikiran dan hati. Dengan menyatukan tiga puasa inilah akan menjadi puasa  yang berkualitas yang dapat membentuk manusia terbaik,” pungkasnya. (taufiq)