Surabraja Konsisten Kemas Hasil Pertanian Daerah Jadi Produk Bernilai

Surabraja Konsisten Kemas Hasil Pertanian Daerah Jadi Produk Bernilai
Surabraja Konsisten Kemas Hasil Pertanian Daerah Jadi Produk Bernilai

KONSISTEN. Ketua Komite Keluarga PT SBCR H Abdul Qodir menegaskan konsistensi Surabraja menjadi industri yang pro kesejahteraan petani dan kemajuan usaha kecil wilayah sekitar, Rabu (19/07).

 

CIREBON (SBCR) – Tidak banyak perusahaan yang lahir dari kegelisahaan mayoritas masyarakat Indonesia. Petani terutama ubi yang menjadi potensi lokal daerah sekitar diolah menjadi produk bernilai oleh PT Siraj Badawi Tjukup Rupiah (SBCR).

Di usianya yang menginjak 63 tahun, Perusahaan yang dikenal dengan Brand Surabraja itu memastikan terus konsisten dalam mengangkat hasil bumi wilayah sekitar serta harkat dan martabat petaninya, agar maju bersama.

Ketua Komite Keluarga PT SBCR H Abdul Qodir menegaskan, Surabraja lahir dari situasi sulit pasca kemerdekaan, setelah berkembang luas pihaknya diterpa krisis moneter tahun 1998 dan terbaru di Tahun 2020 harus dipaksa menghadapi Virus Corona. 

“Namun kami masih tegak berdiri menjadi industri yang sangat kompetitif. Di momentum Tahun Baru Islam dan peringatan Harlah kami ini, harus mampu melejitkan kembali dengan sasaran yang lebih luas bahkan kita merancang untuk go Internasional,” tegas pria yang akrab disapa Bang Haq tersebut disela-sela peringatan Harlah Surabraja di Halaman Pabrik Desa Kasugengan Kidul Kecamatan Depok, Rabu (19/07).

Semakin perusahaan ini besar ia memastikan sudah seharusnya kontribusi perusahaan juga makin terasa untuk masyarakat Indonesia. Kewajiban itu terus ditunaikan, dalam setahun bisa mencapai miliaran rupiah. 

“Dana CSR tersebut bertujuan agar keberadaan kami bisa mendongkrak tumbuhnya usaha kecil dan masyarakat yang membutuhkan. Kami ingin memberi manfaat besar bagi kemajuan bangsa dan negara bahkan Dunia,” katanya.

Kedepan ia merencanakan akan ada sesuatu yang baru dan berbeda dimana saat ini tengah di riset, bagaimana ada olahan hasil pertanian yang lebih fariatif bukan hanya saos dengan bahan baku ubinya, kecap dengan kedelainya, gula batu dengan tebunya.

“Bisa saja hasil bumi yang banyak ini, kita ciptakan inisiatif produk yang kreatif lagi di tahun kedepan. Contoh ubi saja, di negara Jepang dan Korea itu sangat menjadi favorit dan dibanggakan oleh mereka. Sangat rugi kalau di kita hanya memproduksi saos saja. Bisa saja olahan makanan atau cemilan bernilai yang digemari atau yang lainnya kita produksi pula,” pungkasnya. (Taufiq)

#surabraja #pabriksaus #sauscabe #petaniubi

#umkm #sbcr #kuliner #cemilan #pertanian